Pernahkah kalian memiliki sekumpulan sahabat yang selalu bisa tertawa dan selalu bisa menimbulkan kegilaan dalam situasi apapun? Sahabat yang tahu bagaimana caranya mengejek tanpa harus menyakiti orang yang diejek. Sahabat yang tahu bagaimana caranya tertawa di tengah himpitan deadline tugas kuliah yang semakin menggila.
Sahabat yang tahu bagaimana caranya berlari sambil tertawa ketika kecepatan internet sedang berada pada ambang 0kbps. Dan sahabat yang selalu ada mendampingi kita ketika satpam kampus sudah berkeliling sambil mengatakan "Sudah jam 9 malam, mas. Besok lagi."
Sebut saja mereka Pejuang 0kbps.
Sebelumnya, mungkin ada yang bingung. Kenapa disebut "Pejuang 0kbps"? Baiklah, mungkin kedengaran agak absurd, tapi ini kisah nyata. Kami merupakan sekumpulan mahasiswa yang suka stay hingga malam di kampus. Kadang belajar, kadang ngerjain tugas dan kadang cuma wifi-an. Tapi bisa dibilang 80% dari kegiatan malam kami di kampus hanyalah melakukan pembajakan wifi secara besar-besaran. Kami merupakan pesulap bandwidth yang bisa mengubah 0kbps menjadi 5Mbps yang sangat enak dipandang mata.
Sebenarnya ada sekitar 10 anak lebih yang masuk dalam golongan ini, tapi akhir-akhir ini cuma ada sekitar 8 anggota yang masih aktif dalam melakukan pembajakan wifi. Delapan mahasiswa yang motornya sering menjadi penghuni terakhir di area parkir kampus.
Baiklah mari kita mulai menelusuri setiap jejak keanehan dari para pejuang 0kbps.
Yang pertama, yang mukanya paling oriental di antara kami berdelapan. Walaupun muka oriental mirip orang Cina atau Korea, tapi dari segi nama dialah yang namanya paling kelihatan kalau dia ini asli Jawa. Namanya Suhardiyanto, atau kami sering memanggilnya Jisung atau kadang Su.
Iya, hanya Su.
Kepingin lihat mukanya? Jangan kaget semisal ada kemiripan.
Mukanya emang agak bloon, jadi harap dimaklumi. Tapi sekarang udah agak mendingan semenjak dia pakai kacamata.
Usut punya usut, nama Suhardiyanto merupakan pemberian dari kakeknya dia. Tapi salut, dia selalu percaya diri dengan namanya yang Jawa banget itu. Jadi kalau perkenalan di depan orang banyak, sewaktu nyebut nama dia akan mengatakan suku kata SU dengan agak ngeden dan diperjelas.
Di antara kami berdelapan, Jisung adalah sosok yang paling sering dibully. Dibully siapa? Sebut saja dia Mala.
Perlu dicatat, bully dalam kamus kami mungkin berbeda dengan kata bully yang ada di kamus kalian.
Untuk urusan kuliah, bisa dibilang dia adalah mahasiswa paling santai di antara kami berdelapan. Ambil saja contoh semisal ada praktikum atau kuliah jam 7, maka salah satu dari kami akan tanya sama dia melalui SMS.
"Sung, kuliah jam 7, berangkat nggak?"
Cuma ada 3 pilihan jawaban dari pertanyaan tersebut.
- "Yoi, bro. Agak telat." (biasanya telat 30 menit)
- Senyap nggak ada balasan SMS, kalaupun ada pasti sekitar 20 menit setelah kami mengirim SMS dan balasannya kemungkinan besar "Baru bangun, bro. Hehe" (bisa dipastikan 40% dia berangkat tapi telat dan 60% dia nggak berangkat)
- "Nggak berangkat, bro. Lagi nggak enak badan." (kemungkinan dia nggak enak badan beneran cuma 25% dan sisanya kemungkinan dia lagi sakit hati atau galau)
Di semester akhir ini semenjak dia kenal sebuah game, dia jadi jarang tidur dan mungkin jarang mandi. Begadang sampai pagi cuma buat ngegame dan akhirnya bangun siang kemudian lanjut ngegame lagi dengan laptop yang nggak pernah dimatiin.
Dan ketika kami sedang kumpul buat ngegame dia terkadang mempertanyakan sebuah pertanyaan yang sudah jelas jawabannya kepada kami.
'Bro, laptop gue kenapa lemot ya?'
Ya iyalah lemot, dipakai terus nggak pernah dimatiin. Tidur aja masih lo nyalain nggak dimatiin!
Jisung adalah orang ke-2 yang kisah cintanya menarik untuk disoroti di antara kami berdelapan. Karena selama kuliah mulai dari semester pertama hingga akhir, dia hanya memiliki satu kisah cinta dan sayang sekali harus berakhir menyedihkan.
Mungkin ada yang bertanya-tanya "Kalau kisah cinta Jisung itu nomor dua, kisah siapa yang nomor satu di antara kalian berdelapan?"
Ya, kalian pasti bisa menebak tanpa harus diberitahu.
Lanjut berikutnya, pejuang 0 kbps yang paling kelihatan laki gara-gara brewoknya. Namanya keren, terkenal di kalangan anak muda jaman sekarang, Ibnu P.H.P. Kepanjangannya Prastowo Haryono Putro. Tapi seneng kalau dipanggil Bagong.
Sebenernya agak bingung juga mau ngomongin ini anak dari sebelah mana, soalnya bisa dibilang dia itu terlalu complicated.
Dulu waktu semester-semester awal dia itu kelihatan CUPU banget.
Serius!
Dengan style badan gede, celana panjang agak gombrang, kemeja lengan pendek, sepatu hitam dan memiliki rambut-rambut kecil bekas cukuran di bagian dagu yang rata hingga ke pipi mungkin dia lebih cocok disebut mahasiswa fresh graduate yang jadi guru bantu di SD. Tapi kecupuannya berhasil ditolong oleh motor yang dia naikin. Hehehe
Tapi syukurlah, beberapa semester terakhir dia sudah berubah menjadi sosok mahasiswa gamer yang keren. Walaupun tingkah-tingkah anehnya masih nggak ketulungan.
Ngomongin soal Ibnu berarti kita ngomongin mahasiswa yang suka tertawa, suka game, suka motoGP dan suka wanita. Ya udah pasti semua cowok pasti suka sama cewek, tapi varian wanita yang ditaksir Ibnu agak sedikit berbeda. Mulai dari adik angkatan, kakak angkatan dan bahkan mbak-mbak pegawai sekre prodi sebelah.
Ibnu merupakan sosok sahabat yang bisa diandalkan ketika mie ayam, batagor ataupun bakso kita kelebihan saus sambal. Karena Ibnu adalah sosok mahasiswa penggila saus.
Jadi ketika makanan pesanan kita udah dianter dan udah siap disantap, bakalan bisa dilihat siapa yang pakai saus atau sambel paling banyak. Biasanya ketika teman-teman yang lain udah mulai makan, si Ibnu pasti masih sibuk mukul-mukul botol saus atau masih sibuk ngaduk saus di mangkoknya dia.
Kita tinggalkan Ibnu yang masih sibuk nepukin botol saus, kita move on ngomongin yang lain. Kali ini kita bakalan ngomongin anak yang paling susah dibantah omongannya di antara kami berdelapan, nama lengkapnya Arif Hidayatullah, tapi kami sering manggil dia Ucil. Entah nama "Ucil" itu didapat dari mana, itu salah satu misteri yang ada di dunia ini dan sampai saat ini belum terpecahkan.
Terlepas dari orangnya yang kecil dan bawel, Ucil merupakan sosok cowok yang setia dan bijaksana. Dia salah satu di antara kami berdelapan yang tidak menyandang predikat jomblo. Dia punya pacar semenjak SMA, dan sampai sekarang masih awet.
Waktu itu pernah kami nggak sengaja lihat Ucil lagi dimarahin sama pacarnya, ceritanya si doi lagi ngambek atau apalah. Akhirnya kami tanya,
'Lagi berantem sama pacar ya, Cil?'
'Ah, pacaran nggak berantem itu nggak seru, bro.'
Widiih, cadas juga nih cowok.
'Kalau cewek lagi ngambek atau marah itu mending didiemin aja dulu. Kalau udah lama, baru ditanyain udah apa belum ngambeknya. Biar nggak kebiasaan manja.' Si Ucil memberi petuah.
'Nggak perlu ngajak keluar cewek, nggak perlu kelayapan. Mendingan main ke rumah dia, ngobrol sama orang tuanya, kan malah jadi cepet akrab. Dapet makanan pula, disuguh.' Satu lagi petuah Ucil dalam hal percintaan.
Kalau ngomongin soal Ucil berarti kita ngomongin soal orang yang jarang ganti foto profil di sosial media pakai foto asli. Kenapa ada kata-kata "foto asli"? Ya karena dia sebenernya sering gonta-ganti foto profil, tapi gantinya pakai foto poster event organisasi. Walaupun event yang di poster itu udah berakhir, dia pasti bakalan masih majang foto poster itu.
Dan satu lagi, Ucil itu suka kalau diajak sepedaan. Pernah waktu itu dia naik sepeda dari rumahnya yang di sekitar Jalan Wonosari sampai ke daerah sekitar kampus. Dan Ucil ini cowok yang bisa dibilang nurut sama orang tua. Jadi, semisal kami lagi ngadain kumpul buat ngegame atau kegiatan lain, begitu jam udah nunjukkin agak maleman dia bakalan pamit pulang.
'Bro, pulang dulu. Kasihan ibu di rumah sendirian. Babe lagi ke tempat saudara.' atau alasan lain yang nunjukin kalau dia udah janji sama babenya kalau nggak bakal pulang malem.
Cowok yang baik, pantes udah punya pacar. Hmmm...
Lanjut, kita bakalan ngomongin pejuang keempat. Seorang mahasiswa yang paling bisa diandalin sewaktu ada tugas yang susah dikerjain sendiri, seorang mahasiswa yang terbiasa ngejar tugas dalam semalam dan ajaibnya bisa dikejar. Namanya Wahyu Kemalajati. Boleh dipanggil Mala atau Jati.
Perawakannya kayak preman, badannya gede tapi nggak begitu tinggi. Nah ini dia sosok yang paling sering ngebully Jisung, dan sosok yang sering ribut masalah flashdisk sama Ucil.
Kalau ngomongin Wahyu berarti kita ngomongin mahasiswa pintar yang suka game, fotografi, anime, papercraft dan bola. Berhubung laptop dia termasuk tipe laptop gaming, jadi jangan heran kalau di antara kami berdepalan laptop si Wahyu lah yang paling banyak gamenya, dan itu kebanyakan game berat semua. Percayalah.
Wahyu badannya emang gede, tapi kakinya bisa dibilang kecil, ukuran sepatunya sekitar 40 kalau nggak salah. Tapi percayalah, kalian bakalan berpikir dua kali untuk menjadi penjaga gawang sewaktu main futsal bareng dia. Ternyata di kaki kecil itu tersembunyi kekuatan tendangan dan keakuratan yang bisa bikin tangan keseleo kalau teknik menangkap bola kita salah.
Dan Wahyu inilah partner in crime gu kalau lagi di foodcourt, partner in crime dalam hal makanan. Jadi semisal kami semua lagi ngumpul di foodcourt (buat makan, bukan buat nonton mbak-mbak makan), biasanya Wahyu akan tanya duluan
'Double nggak, do?'
Dan biasanya kalau dompet mengiyakan, maka dalam satu meja akan terdapat banyak pesanan gara-gara ada dua anak yang pesen makanannya double. Dan orang-orang yang seliweran kadang ada yang melihat sambil keheranan. Terutama melihat cowok kurus seperti gue makan 1 mangkok soto ayam, 1 piring batagor dan 1 gelas besar es teh.
Walaupun badan gede tampang sangar, tapi Wahyu adalah sosok teman yang baik. Dan Wahyu ternyata juga remaja masjid coy. Jadi waktu itu hari Sabtu, hari dimana kampus sepi karena jarang ada aktivitas kuliah, tapi kami tetap ngampus buat cari koneksi. Dan biasanya kalau ngampus hari Sabtu itu kami selalu berpakaian santai, pakai kaos dan kadang pakai sandal. Dan waktu itu Wahyu pakai kaos yang ada tulisan "Full Dzikir" dan di bagian belakang kaos ada tulisan "Remas ... (nama masjid)"
'Wedyaan, full dzikir coy! Remas, remaja masjid. Wedyaaan! Heuheuheu' Ibnu langsung komentar pertama kali.
Itu "Heuheuheu" efek ketawanya bukan bermaksud alay atau aneh. Emang ketawanya Ibnu itu susah diterjemahkan lewat tulisan.
Buat yang belum percaya kalau Wahyu remaja masjid, nih ada sedikit foto. Dapet dari facebook-nya dia, foto lama yang terpaksa di-up lagi. Wahyu anak sholeh.
Ah iya, Wahyu ini udah punya pacar (kayaknya), tapi masih malu-malu kalau ditanya soal pacarnya dia.
Yaudah, nggak apa-apa kok yu, yang penting tetep full dzikir.
Baiklah kita udahin yang ngomongin Wahyu sebelum dia ngomel-ngomel sambil nenteng sepatu futsal. Kita beralih ngomongin Said. Nama panjangnya Said Lauthfan Alwani, tapi di dunia game dia punya nickname tersendiri, nickname yang akan mengingatkan kita pada sebuah tempat terkenal di Surabaya. Nickname-nya adalah Dolally. Got it?
Ngomongin Said berarti kia bakalan ngomongin seorang cowok yang jago menggambar, suka game dan suka nonton running man atau acara Korea lainnya.
Yang dimaksud dengan jago gambar di atas maksudnya dia itu benar-benar jago gambar. Bukan jagonya kalau disuruh gambar dua gunung yang ditengah-tengah ada jalan terus pinggirnya ada sawah. Kalau belum percaya, nih ada buktinya.
Yang suka anime pasti ngerti. Nih ada Attack on Titan versi Spongebob, namanya jadi Attack on Bikini Bottom.
Ada yang pernah ngelihat Doraemon dalam wujud manusia dan Nobita dalam wujud cowok tinggi nggak bantet kayak yang di tv? Nih...
Tapi kalau di kampus ada pameran hasil-hasil kesenian entah itu foto ataupun lukisan, Said nggak pernah ikutan. Seandainya dia ikutan, satu kampus pasti tahu kalau di antara gerombolan cowok absurd ini terdapat satu orang seniman.
Satu lagi hal unik dari Said. Dulu sewaktu masih semester-semester awal dia bisa dibilang suka sama yang namanya drama ataupun reality show Korea. Bahkan dia jadi gudang film/drama Korea. Jadi semisal ada cewek yang lagi sakau pengen nonton drama Korea tapi dia nggak kuat download, dia bakalan lari ke Said buat minta drama Koreanya. Tapi semenjak punya laptop baru, Said mulai kembali beraktivitas menjadi gamer.
Dan perlu kalian ketahui, Said merupakan sosok cowok yang sayang adik. Di semester akhir ini dia sering berangkat pagi, berangkat jam 7 cuma buat nganterin adiknya yang kebetulan satu kampus, walaupun dia udah nggak ada kuliah. Kakak yang baik kan?
Jadi kalau pagi-pagi kalian melihat ada cowok duduk sendirian mantengin laptop di lorong sebelah utara Sekolah Vokasi UGM, nah itu pasti Said.
Ah iya, walaupun badannya bisa dibilang kecil, tapi Said adalah yang paling tua di antara kami berdelapan. Percayalah.
Selain kami, Said punya partner in game dari fakultas sebelah. Namanya Adityo, tapi kami lebih mengenal dia dengan IGN dia (IGN: In Game Name), yaitu Sambernyowo. Kalau di kampus koneksi lagi seret buat nge-game, biasanya Said bakalan ngungsi ke rumah Sambernyowo.
'Pulang, id? Pasti mau ke tempat Samber?' Ibnu tanya.
'Yoi, bro! Koneksi spee*y, wuzz wuzz!' Jawab Said.
Dan Said pun pergi berlalu meninggalkan kami yang cuma bisa iri dan lanjut menikmati game dengan koneksi internet yang kembang kempis.
Baiklah, kita tinggalin para gamer yang sedang menikmati koneksi internet ala kadarnya. Kita move ke pejuang 0kbps berikutnya. Kita bakalan ngomongin cowok yang paling banyak gebetannya di antara kami berdelapan, namanya Rizky Darma Abdurrahman. Tapi kami biasa manggil dia dengan sebutan Simbah, atau Mbah Darma.
Banyak gebetan? Iya, jadi Rizky ini sering ikut jadi panitia event-event di kampus dan otomatis punya banyak kenalan cewek. Banyak yang sempat dekat dan bisa dibilang PDKT, tapi banyak juga yang gagal. Entah itu si cewek udah jadian sama orang lain, atau si cewek ternyata suka sama orang lain. Dan sampai sekarang Rizky tetap setia dengan predikat jomblonya.
Bahkan si Ucil pernah ngomong, 'Simbah itu gebetannya banyak, di setiap fakultas ada.'
Kalau ngomongin soal Simbah, berarti kita ngomongin mahasiswa yang setia dengan laptop tuanya dan mahasiswa yang bahagia banget kalau diajak main ke pantai atau tempat-tempat piknik lainnya. Apalagi kalau main ke pantai, dia pasti girang banget mainan air di pantai.
Jadi, ceritanya si Rizky punya laptop yang bisa dibilang udah tua dan nggak bisa nyala kalau nggak ditancepin listrik. Serius. Tapi entah kenapa si Rizky belum mau ganti laptop baru. Dan di setiap kali dia nggunain laptopnya, sering ada trouble. Entah itu kipasnya nggak jalan, ada bunyi-bunyi aneh dari lubang ventilasinya atau laptopnya yang jalan lemot. Dan untuk setiap trouble yang muncul, Rizky udah punya trik buat masing-masing trouble. Ada yang caranya ditiup-tiup lubang ventilasinya, ada yang di-restart bahkan ada yang dipukul-pukul laptopnya. Tapi mukulnya pelan, nggak pakai palu.
Walaupun udah tua dan sering rewel, salut buat Rizky karena masih setia sama laptopnya dan jarang ngedumel kalau laptopnya trouble. Ngedumelnya cuma kalau lagi online dan ada yang nggak sengaja nyabut colokan charger laptopnya dia, karena otomatis laptopnya dia bakal langsung mati. Serius, dia bakalan ngedumel. Apalagi kalau speed download lagi kencang-kencangnya dan tiba-tiba mati lampu.
Ah iya, dia itu sering "mlengeh". Itu bahasa yang kami pakai untuk menyebut orang yang sering tersenyum sendiri dan kelihatan giginya. Bahasa gaulnya "plengah-plengeh" atau bahasa kerennya dia itu Mr.Smiling.
Lanjut, kita ngomongin orang paling bongsor di antara kami berdelapan. Namanya Aswinda Prima Putra, dia cowok, jadi jangan dipanggil Winda.
Aswin merupakan cowok yang bisa dibilang complicated dalam masalah kuliah, hati ataupun wanita. Dia bisa dibilang mahasiswa pintar. Saking pinternya dia, di semester akhir yang seharusnya santai ini dia kurang kerjaan ngambil kuliah lagi. Dia ngulang beberapa mata kuliah yang dulu dapat nilai B. Dan kampretnya, walaupun udah ngambil banyak kuliah, dia malah sering nggak masuk kuliah. Kalau ditanya, jawabnya pasti
'Halah, gampang. Kalau jelek tinggal dihapus waktu yudisium.'
Anjir!
Hampir mirip Rizky, Aswin juga terkenal di kalangan adik angkatan cewek. Yang jelas terkenal bukan gara-gara jualan bakso tusuk di depan kampus.
Ya pantes lah kalau dia punya banyak kenalan cewek, terutama adik angkatan. Secara dia itu sering dimintain tolong sama adik angkatan buat ngajarin materi kuliah. Adik angkatan yang dimaksud di sini adalah cewek, yang menurut dia cantik, Aswin nggak bakal mau ngajarin adik angkatan cowok.
Orang bongsor nggak lengkap rasanya kalau nggak dihubung-hubungin sama yang namanya doyan makan. Nah, Aswin juga merupakan partner in crime gue sewaktu makan, sama seperti Wahyu. Tapi sering terjadi momen kampret sewaktu kami ngumpul dan makan bareng di kost Jisung.
Jadi, ceritanya kami semua pesan makanan di warung dekat kost-nya Jisung. Pesanan datang, kami makan, kami kenyang. Tapi kadang si Aswin bakalan mengatakan hal kampret beberapa menit kemudian.
'Kok masih laper ya? Ada yang mau pesen makanan lagi nggak?'
Dan biasanya kami hanya diam dan membiarkan bocah besar tersebut memesan makanan lagi. Begitu pesanannya datang, Aswin makan lagi. Tapi kemudian keluar lagi kata-kata yang lebih kampret daripada yang pertama tadi.
'Kok gue kenyang banget ya? Kok sakit perut ya?'
Biasanya kami hanya diam, tapi dalam hati berteriak "What The F*ck, win?! Screw you!"
Tapi sekarang dia lagi gencar-gencarnya menjalankan program fitness.
Satu lagi, Aswin merupakan teman yang enak dan pas kalau diajakin nyanyi bareng. Biasanya kalau lagi kumpul bareng di kampus dan suasananya pas, dia bakalan bawa gitar dan ngajakin anak-anak yang lain nyanyi bareng. Dan akhir-akhir ini dia sering banget ngajakin,
'Do, ayo kapan-kapan gitaran bareng di kampus.'
Ah iya, Aswin sering banget tidur di kost Jisung, walaupun dia sendiri juga ngekost. Tapi entah kenapa Aswin sering ninggalin kost-nya dia dan milih nginep di kost Jisung.
Si Aswin ini juga salah satu contoh manusia yang nggak percaya sama sosial media. Jadi, dia ini nggak punya akun sosial media. Dulu sempat punya facebook, tapi udah dihapus.
Dan itu tadi sederet cerita panjang tentang para pejuang 0kbps.
FYI, kami punya tempat diskusi khusus di sosial media. Jadi, kami membuat sebuah grup chat di facebook dengan nama "[MASIH] MANCING PERKORO". Percayalah.
Cerita tentang sekumpulan anak gaul yang tongkrongannya bukan di McD ataupun Pizza Hut, tapi di foodcourt ataupun lesehan. Cemilannya pun bukan pizza ataupun burger, tapi cukup dengan nasi tempe bakar, nasi telur bakar, batagor ataupun soto.
Sekumpulan cowok sehat yang tidak pernah membawa rokok dan beer sewaktu kumpul, tapi membawa Bon Cabe dan susu UHT rasa coklat.
Cerita tentang sekumpulan sahabat yang selalu bilang 'Do, mau ke kopma kan? Titip.' di waktu lapar dan malas menyerang mereka.
Cerita tentang sekumpulan sahabat yang selalu menunda waktu pulang di malam hari dengan alasan 'Bentar lagi, bro. Satpamnya belum keliling.'
Cerita tentang sekumpulan sahabat yang selalu bahu-membahu mencari meja kosong dan colokan listrik untuk menancapkan pantat dan laptop mereka. Walau kadang harus dengan cara yang kampret. Pertama lihat sasaran tempatnya > kalau ada orangnya, gangguin orangnya dengan cara ngomong keras-keras ataupun ketawa-ketawa > orangnya pergi > dudukin tempatnya.
Cerita tentang sekumpulan mahasiswa yang bisa menyulap internet yang ala kadarnya menjadi internet yang ala-mak cepat sekali!
Cerita tentang sekumpulan mahasiswa yang terikat oleh persahabatan, game dan internet. Sekumpulan mahasiswa yang percaya akan kekuatan tekad dan kekuatan sinyal wifi.
Sebut saja mereka Pejuang 0kbps.
Mungkin, jika ada yang bertanya 'Do, kenapa umur udah 21 tahun tapi masih jomblo? Nggak pengen? Nggak ada yang disuka?'
Ya, mungkin salah satu alasan kenapa gue masih memilih jomblo adalah karena gue masih belum rela melepaskan ataupun menggantikan kebersamaan yang dia dapatkan dari sahabat-sahabat gilanya dengan sosok seorang pacar.
Buat kalian yang baca tulisan panjang ini, maaf kalau isinya cuma nyombongin orang-orang absurd seperti mereka. Kalian kan juga ada yang suka pamer pacar atau nyombongin pacar di sosial media, gantian lah ya buat yang mau nyombongin sahabat-sahabatnya.
Terakhir, sebagai penutup. Kenalin, cowok paling keren di antara para mahasiswa absurd di atas. Cowok yang waktu semester awal terkenal sebagai cowok paling pendiem di kelas. Tapi perlahan-lahan mulai jadi gila semenjak mengenal mereka-mereka yang disebutkan di atas.
Cowok yang punya hidung terlalu panjang, dagu terlalu panjang, kaki terlalu panjang dan masa jomblo yang terlalu panjang.
Cowok multitalenta yang penuh cinta dan kasih sayang. Cowok yang sewaktu semester awal menekuni shuffle dance, kemudian semester dua tiga menekuni hip-hop dance dan menyanyi, kemudian semester lima enam menekuni bidang tulis menulis dan stand up comedy. Jadi, gue adalah seorang cowok yang maruk.
Jadi, buat yang suka menganggap gue itu cuma cowok pendiem yang jarang ngomong di kampus, mungkin kalian perlu kenal lebih dekat lagi.
Dan yang pasti, seorang Ido adalah seorang yang humoris, humanis, idealis dan fantastis. Dan pastinya seorang mahasiswa yang percaya akan kekuatan mimpi, kekuatan cinta dan mengejarnya.
Sekian gue Ido, selamat membaca. *closing ala comic*
That moment when aku kenal separo punjul orang2 diatas. wkwk
ReplyDelete