Temenan yuk.

Judulnya "Pahlawan" Bukan "Sok Pahlawan"



By  DO     6:58 AM    Labels:,, 

Musim hujan yang belakangan ini sedang menghantui wilayah Jogja dan sekitarnya terpaksa membuat gue mempelajari ilmu klimatologi dan penerawangan. Maklum, sebagai seorang mahasiswa yang tiap hari harus ngelaju Prambanan-UGM, hujan merupakan momok yang cukup ngeri-ngeri sedap.

Sebelum berangkat kuliah harus liat langit dilanjut bikin penerawangan yang agak absurd. Kalau mendungnya agak ogah-ogahan itu tandanya masih ada harapan buat berangkat tanpa kehujanan. Tapi kalau mendungnya udah rata plus awan mendungnya keliatan diem nggak bergerak, nah itu tandanya bakalan ujan dan ujannya bakalan betah. Serius.

Pagi itu, Senin 9 Desember 2013, langit agak keliatan murung sedari pagi. Karena Senin jadwal kuliahnya agak siang, jadi agak punya waktu lebih buat sok jadi mentalist cuaca. Hahaha

Pagi itu langit Jogja diselimuti awan mendung yang cukup rata. Dan kalau dilihat dari tweet beberapa mahasiswa, menunjukkan bahwa mereka sedang berkonspirasi untuk membolos massal gara-gara hujan.
Baiklah, berarti Jogja hujan. Artinya harus ambil alternatif lain buat berangkat ke kampus.

Dianter ibu berangkat ke halte Transjogja diiringi gerimis kecil, syahdu banget bro.

Pagi itu akhirnya harus berangkat ke kampus naik Transjogja. Angkutan umum yang dulu waktu pertama debut masih keren dan enak, tapi sekarang udah banyak yang suka bunyi 'klotek-klotek' kalo lewat jalan yang agak off-road dikit.

Begitu masuk halte langsung disuguhin pemandangan yang keren. Liat ibu-ibu, ah bukan, mungkin lebih cocok kalo dibilang nenek-nenek. Dia pegang hape, berdiri senderan di kaca sambil senyum-senyum sendiri ngeliatin hape. Pake celana panjang jeans yang panjangnya nggak nyampe mata kaki, pake kaos lengan panjang, pake topi dan make up yang tebalnya hampir nyamain buku telepon. Well, nyentrik banget ini nenek-nenek. -___-

Baiklah, lupakan pemandangan absurd itu.

Singkat cerita, pagi itu rupanya Transjogja menjadi pilihan banyak orang sebagai alternatif untuk menghindari hujan. Seperti biasa, bus yang berjejal menyisakan kaum-kaum yang terpaksa harus berdiri sambil pegangan handle yang kadang tidak bisa disebut handle. Dan beruntungnya bisa dapet tempat duduk.

Setelah ngelewatin beberapa halte, akhirnya ada penumpang masuk. Kebetulan yang masuk cewek. Mbak-mbak umur 25 ke atas mungkin, dengan dandanan khas orang kulit coklat yang berusaha memanipulasi wajahnya biar keliatan putih. Huehehe

Baiklah, kita masuk inti cerita. Si mbak tadi ceritanya tidak kebagian tempat dan berdiri sambil pegangan handle tepat di depan gue. Kalo diperhatiin keliatannya dia berharap banget kalo gue berdiri ngasih tempat duduk buat dia. Mungkin dia ngegosip dalam hati "Sialan nih cowok, nggak mau ngasih tempat duduk buat cewek"

Aku sih ra nggagas mbak. Hahahaha

Setelah ngelewatin 2 halte, ada penumpang yang turun dan beruntung buat mbak yang tadi akhirnya dia dapet tempat duduk. Setelah duduk dia keliatan agak emosi, mungkin gara-gara tadi nggak bisa duduk.

Perlu dicatet, secantik apapun seorang cewek yang nggak kebagian tempat duduk di dalam angkutan umum, jangan berharap belas kasihan dari gue untuk memberikan tempat duduk. Kalian kan masih muda, masih sehat, masih kuat berdiri. Jangan manja lah.

Mereka yang pantas diberi tempat duduk di dalam angkutan umum (menurut gue) adalah:
  • Kaum manula. Kakek dan nenek.
  • Saudara-saudara kita yang (maaf) memiliki kekurangan atau tidak sempurna.
  • Ibu hamil atau ibu yang sedang menggendong anak.
  • Ibu-ibu atau bapak-bapak yang lagi bawa barang banyak. Biasanya mereka ini pedagang.
  • Yang terakhir pacar atau orang tersayang kita. Kalo punya.
Kembali ke dalam bus yang berdesakan. Benar saja, di halte depan ada rombongan keluarga yang naik dan nggak kebagian tempat duduk, kebetulan juga ada simbah-simbah yang naik.

Baiklah, ini saatnya memberikan tempat duduk kepada yang lebih membutuhkan.

"Matur suwun nggih mas", begitu ucap simbah yang tadi. Well, senyum dan ucapan terima kasih yang menyejukkan hati. Ngalahin sejuknya nilai A dari dosen ter-killer di kampus.

Baiklah, coba kita ambil inti ceritanya.
Jangan pernah kepikiran buat jadi "sok pahlawan", serius. Itu kampret banget.
Menolonglah dengan cermat, bedakan antara mereka yang benar-benar wajib kita tolong dan mereka yang tidak. Dalam kasus tadi, mbak-mbak yang tadi tidak wajib buat ditolong karena dia masih muda masih sehat. Kalau kalian para cowok mau protes silahkan, mungkin kalian cuma mau keliatan "sok pahlawan" di depan seorang wanita muda.

About DO

Half-done Sherlock Holmes yang pernah diketawain gara-gara makan ayam geprek "TANPA CABE"

No comments:

Post a Comment