Dendam… Amarah… Kecewa… dan beberapa ungkapan hati yang muncul sewaktu kita sedang dalam “fase negatif”. Ketika kita merasakan itu mungkin hati kita ingin menjerit sekencang-kencangnya, atau tangan kita ingin memukul sesuatu sekeras-kerasnya dengan maksud ingin meluapkan kekesalan yang kita rasakan. Akan terasa sangat “mengganjal” jika kekesalan itu tidak dapat kita luapkan. Kekesalan itu bisa saja menjadi sebuah energi negatif dalam diri kita. Bisa jadi itu akan menimbulkan stress, hilangnya nafsu makan, kendurnya semangat, dll.
Tapi tahukah kalian, itu semua nggak bakalan kejadian kalau kita punya apa itu yang disebut “HATI YANG BESAR atau BESAR HATI”. Kita ambil realisasi kecilnya, anggap saja semua fase negatif itu sebagai rasa pahit dari jamu yang super pahit, hati yang kecil kita ibaratkan sebagai gelas kecil yang berisi air, sedangkan hati yang BESAR kita ibaratkan sebuah danau.
Jika kita mengambil satu sendok makan jamu itu lalu kita masukkan ke gelas kecil yang berisi air tadi, apa yang terjadi? Bagaimana rasa air di gelas tersebut? Pasti akan terasa pahit, itulah hati kecil yang menerima rasa negatif yang begitu pahit. Hati kecil itu akan berlarut-larut dalam kepahitan itu. Lalu apa yang terjadi jika sesendok jamu pahit tadi kita larutkan di sebuah danau yang begitu luas? Apakah juga akan terasa begitu pahit seperti di gelas kecil tadi? Of course not! Rasa pahit itu akan larut di luasnya danau dan seakan menghilang.
Di sini kita belajar untuk berbesar hati dalam setiap masalah agar masalah itu tidak menjadi energi negatif dalam diri kita. Berbesar hati bukan berarti kita cuek dan tidak peduli terhadap masalah kita, tengoklah sebentar apa biang masalah itu dan belajarlah dari kesalahan itu agar kelak kita tidak mengulanginya lagi.
So guys, mari membesarkan hati dan membesarkan diri untuk setiap masalah yang kita hadapi. Jangan berkata “GOD, I have a big problem” but let say “Hi problem, I have a big GOD!”
No comments:
Post a Comment