Wi-Fi. Wi-Fi everywhere.
Sekarang udah nggak jaman yang namanya nongkrong buat nyari gebetan. Sekarang, nongkrong di cafe yang dicari cuma wifi, nongkrong di toko buku juga nyari wifi. Gue suka sama orang yang tiap kali nongkrong pasti nyari wifi, karena mereka adalah orang yang masih percaya kalau jodoh ada di tangan Tuhan.
Termasuk gue sendiri.
Kalau boleh jujur, jaman sekarang siapa sih yang nggak kenal wifi? Mulai dari anak SD yang anunya masih sering kejepit resleting sampai mas-mas mahasiswa tingkat akhir yang sampai sekarang masih jomblo, pasti tahu yang namanya wifi.
Pantesan sampai sekarang gue masih jomblo, karena gue masih suka mainan wifi bukannya mainan cewek. Ah, tapi cowok sejati itu nggak pernah mainin... ah, itu kan cuma kutipan yang suka dishare orang galau di Facebook.
Jadi, pada kesempatan yang penuh rahmat dan hidayah ini kita bakalan sedikit ngobrolin tentang mereka yang suka atau mereka para maniak wifi di kampus-kampus. Semoga para pelaku netcut pantatnya nggak kedutan gara-gara gue lagi ngomongin mereka di sini.
Kalau ada sebutan "tebal muka" buat orang yang nggak tahu malu, mungkin sebutan yang pantas untuk para maniak wifi di kampus yang nggak tahu waktu adalah "tebal pantat".
Pokoknya salut deh buat mereka. Di saat yang lain pada sibuk mempermasalahkan penampilan buat nyari gebetan, mereka tetap sibuk mempermasalahkan IP address guna mendapatkan sambungan Wi-Fi yang memadahi.
Oke, dan inilah mereka. Siapa tahu kalian juga salah satu dari mereka...
1. Pendiem atau penyendiri
Itu anak tadi kemana? |
Wifi-an rasanya nggak enak kalau cuma duduk diem mantengin laptop. Maka dari itu, nancepin headset ke laptop itu perlu. Dan berawal dari nancepnya headset itulah, bermunculan orang-orang dengan bakat terpendam mereka. Bakat apa? Iya, bakat menyanyi.
Kadang ada yang cuma pantomim di mulut doank, kadang ada yang cuma bisik-bisik lirih dan terkadang ada yang sampai teriak-teriak. Dan percayalah, 75% dari orang yang suka nyanyi sambil teriak-teriak itu adalah golongan orang yang harus kalian hindari kalau kalian masih ingin telinga kalian berfungsi dengan normal.
Jujur, kemarin waktu lagu "sakitnya tuh disini" lagi booming, gue pernah sebelahan sama orang yang nyanyi lagu itu dengan badan yang agak menggeliat-menggeliat di atas tempat duduk kayak orang lagi nyawer di acara dangdutan.
3. DDA
Santai, DDA bukan saudaranya GGS. DDA kepanjangannya adalah Diem-Diem Annoying. Jadi, tipe yang kayak gini biasanya pendiem tapi dalam diamnya dia bisa memancarkan aura annoying yang banget.
Orang tipe kayak gini, kalau dia duduk di sebelah kita biasanya dia bakalan duduk agak mepet ke belakang nempel ke sandaran bangku, dengan mata yang terus ngawasin apa yang kita lakuin. Jadi, udah berasa kayak lagi ujian nasional.
FYI, cerita ini tertulis juga dengan kondisi gue lagi dilihatin sama mas-mas yang duduk di samping.
4. Berpantat lebar dan transparan
Kalau para maniak wifi punya sebutan "Tebal Pantat", maka ada satu lagi sebutan khusus buat para maniak wifi yang suka main monopoli bangku, yaitu "Pantat Lebar dan Transparan".
Jadi, orang tipe seperti ini biasanya satu meja bakalan dia pakai sendiri. Walaupun kenyataannya masih ada space kosong yang bisa ditempatin satu orang, tapi dia bakalan tetep bilang kalau mejanya penuh. Entah pakai alasan ada yang nempatin, buat naruh tas, mau dipakai diskusi sama temen atau mungkin alasan kalau dia punya pantat lebar yang bisa menuhin satu bangku tapi kita aja yang nggak bisa lihat, alias pantatnya transparan.
Buat kalian yang suka mesenin tempat duduk buat orang lain, dunia wifi itu keras, coy! Kalau mau dapet tempat ya usaha datang lebih awal, nggak ada yang namanya pesen tempat sama temen.
5. Deadliners
Nah, ini nih yang sukanya main keroyokan, yang sukanya datang gerombolan. Tipe-tipe yang suka ngumpul di satu meja besar untuk mendiskusikan satu hal yang sama. Tipe-tipe yang hidupnya ada di antara status selo dan nggak selo.
Dan di dalam satu kelompok besar tersebut pasti ada perbedaan kasta. Ada kasta yang tugasnya cari materi, ada yang bagian processor alias yang ngerjain, ada yang tukang beli gorengan dan ada pula yang tukang hura-hura.
Dan percayalah, ketika kelompok tersebut sedang gencar-gencarnya ngerjain tugas, pasti ada satu atau dua orang yang kerjaannya cuma buka Facebook dan nggak ngapa-ngapain. Dan ketika salah satu dari anggota kelompok ada yang tanya tentang permasalahan yang ada, orang ini pasti bakalan sok nyambung dengan mengucap "Kenapa? Ada masalah apa? Oh gitu? Hmm"
Dik, kalau udah gede jangan kebanyakan wifi-an ya. Biar nggak dikejar-kejar deadline. |
Nggak cuma kenaikan BBM yang bisa bikin mahasiswa jadi garang, keterbatasan colokan pun juga bisa bikin mahasiswa jadi garang. Ketika baterai laptop kebetulan habis dan colokan yang tersedia tinggal satu, maka muncullah para colokan fighter.
Semoga ke depannya nggak bakalan ada kasus mahasiswa babak belur gara-gara rebutan colokan.
7. Colokan breeder
Ketika para kaum anarkis memilih untuk menjadi colokan fighter, maka di sisi lain para kaum sosialis lebih memilih untuk menjadi colokan breeder alias pengembang biak colokan. Dan gue adalah salah satunya.
Istilah colokan breeder diberikan bagi mereka yang mau berbagi colokan dengan memasang terminal ataupun roll kabel yang mereka bawa. Walaupun terkadang benih-benih colokan yang mereka buat malah terlihat ekstrim dan mengkhawatirkan karena bisa memicu gangguan listrik.
8. Sok kenal dan sok akrab
Pernah ngerasain nggak sih, ketika kalian lagi enak-enaknya wifi-an kemudian tiba-tiba ada orang datang nyamperin kalian, ngajak kenalan, ngajak ngobrol panjang-panjang bahkan curhat?
Tipe yang kayak gini biasanya adalah cewek. Dan gue pernah nemuin tiga di kampus. Tipe seperti ini biasanya cenderung orang yang tingkat percaya dirinya tinggi. Jadi, nggak peduli siapa yang ada di sebelah, dia pasti bakalan ngomong terus ngajak ngobrol seolah-olah kenal akrab.
"Mending langsung pasang headset aja kalau ketemu orang begituan," itu tadi pengakuan salah seorang teman yang pernah jadi korban curhat.
Mahasiswa beginian biasa dijumpai di waktu sore atau malam, sewaktu speed download udah stabil. Karena tipe beginian butuh speed tinggi buat download anime. Begitu animenya udah kedownload semua, dia bakalan masuk ke tahap berikutnya, yaitu tahap nonton sampai jebot sambil ketawa-ketawa sendiri.
Dan ketahuilah, tipe kayak gini kalau nonton anime biasanya nggak pernah pakai headset. Jadi, suara-suara anime yang dia tonton bakalan kedengeran sama orang-orang di sekitar. "Yamete, yamete kudasai onii-chan!" ya kurang lebih begitulah sound effect yang sering gue denger dari mas-mas di sebelah.
10. Pacaran
11. Tukang sampah
Biasanya mereka datang dalam satuan koloni, bisa kelompok belajar, kelompok diskusi, kelompok tugas ataupun anak hima yang mau rapat. Lalu di tengah-tengah koloni tersebut muncullah soft-drink, cemilan, jus dan snack-snack lainnya.
Dan ketika apa yang mereka kerjakan di situ sudah selesai, mereka akan pergi dengan ninggalin sampah di atas meja. Nggak cuma sampah kering, tapi juga sampah basah. Waktu itu gue pernah nemuin meja yang abis dipakai sama anak hima, dan serius itu mejanya penuh sampah. Tisu, bungkus snack, botol dan bahkan ada gelas jus tumpah di atas meja. Njirrr!
Bukannya bergaya sok bersih, tapi dengan membuang sampah pada tempatnya paling tidak kita udah berusaha membantu kerja bapak-bapak cleaning service di kampus. Coba kalian perhatikan, mereka bekerja dari pagi sampai malam. Kalau malam pun mereka kadang harus menunggu kelas yang masih dipakai rapat supaya bisa dibersihkan sesudahnya.
Jangan sekali-kali bilang "Biarin! Toh, mereka juga digaji buat bersih-bersih," oh, you are a total jerk, man.
12. Downloader aka Juragan Film
Tipe yang diem-diem makan bandwidth banyak, karena suka download yang gede-gede. Sekali download bisa sampai 2GB bahkan lebih. Kalau urusan kualitas film, bisa dibagi lagi mejadi 2 tipe, sabar dan nggak sabaran. Yang sabar biasanya mau nunggu sampai ada kualitas bagus, minimal WEB-DL lah kalau kata temen gue yang udah ahli. Dan yang nggak sabaran, film kualitas CAM yang ada gambar orang seliweran sama suara bayi nangis di dalam bioskop pun bakalan dia download, yang penting bisa nonton katanya.
Downloader pro mainnya pakai torrent, yang noob masih pakai IDM. |
13. Gamer
Ini nih yang jadi hobi gue kalau di kampus, ngegame bareng. Tipe yang bisa membuat mini game center di selasar kampus. Tipe yang sering jadi pusat perhatian karena berisik dan rame.
Berawal ketika dua orang bertemu dan salah satu dari mereka bilang "Ngegame yuk! Nge-LAN." kemudian berlanjut dengan jari yang menari di atas keyboard, jari tengah dan telunjuk yang meloncat-loncat di atas mouse kemudian mulut yang berkoar-koar tentang kemenangan dan kesalahan yang diperbuat oleh teman kita.
"Noob! Noob detected! Waa cupu!"
Dan reaksi orang-orang yang lewat pasti "Ini orang pada ngapain sih? Heboh banget."
14. Mahasiswa Tingkat Akhir
Ah udah, nggak perlu ngejelasin panjang-panjang kalau buat tipe yang ini. You know me so well lah...
Jadi, itu tadi sederet cerita yang bisa gue bagi mengenai uniknya para pengguna wifi yang ada di kampus. Dan mungkin salah satunya adalah kalian.
Tiga tahun lebih ngerasain wifi di kampus, ada banyak banget hal yang gue dapat. Terima kasih untuk semua pihak yang sudah memberi inspirasi, terima kasih juga untuk para mahasiswi adik angkatan yang sering seliweran dan bau parfumnya selalu membawa aura semangat tersendiri bagi kami para mahasiswa tua. "Duh neng, pakai parfumnya dikit aje. Saking nusuknya, abang jadi hafal bau parfum kamu."
Nggak bisa disangkal lagi kalau wifi adalah salah satu alasan kenapa gue ke kampus tiap hari. Jadi, kalau selama ini kalian mengira gue jomblo, kalian salah...